21 Mei 2009

Islam dan Shalat

Islam dan Shalat. Manufer dan kelompok yang bernaung di bawah bendera Islam di manapun tempatnya di muka bumu ini, memerintahkan umatnya untuk menunaikan segala hal ikwal yang menjadi perintah Allah Swt, yang di iringi dengan kesadaran yang tinggi serta harus mampu menghentikan segala bentuk tindakan dan perbuatan yang dilarang dan di murkai NYA. Dari sekian banyak perintah dan titah yang wajib bagi manusia untuk mengerjakanya adalah Ibadah Shalat, terutama sekali Shalat wajib ( Fardu ) yang diiringi dengan beberapa Shalat sunah lainya. Agar nasib baik dan perlindungan, taufik serta hidayah NYA selalu mengiringi setiap detak jantung kita di dalam mengarungi lautan kehidupan ini, Yang mengarah pada proses penghambaan kita pada sang Khalik peguasa alam semesta ini. Agama Islam sebagai hukum dan bimbingan kesucian yang di bawa oleh junjungan Nabi Besar Muhammad Saw, telah menetapkan Shalat lima kali sehari semalam sebagai Ibadah pokok dan utama. Yang berdasarkan pada perintah Allah Swt yang di terima beliau secara langsung di dalam peristiwa Isra Mi’raj, yang secara langsung pula kita memperingatinya setiap tahun.


Tidak bisa di sangsikan lagi bahwa kedudukan Shalat dalam Islam merupakan kunci sukses seseorang dalam beramal, karena ibadah Shalat ini merupakan tiang dari Islam. Tidak akan berdiri dengan baik Islam dalam diri seseorang kalau Shalat ( Tiang ) tidak di tegakan dalam diri dan pribadi orang tersebut secara Ikhlas dan sunguh – sunguh menurut aturan yang telah di tetapkan Syareat.


Seperi yang di firmankan Allah Swt di dalam kitab suci umat Islam Al Quran Nul Karim diantaranya Surat, ’ An Nisa – 103, Al Ankabut – 45, Al Hijr – 99, Ar Ruum – 31.


Qs An Nissa – 103

Maka apabila kamu telah menyelesaikan Shalatmu, ingatlah ALLAH di waktu berdiri, diwaktu duduk, berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman dirikanlah Shalat itu sebagai mana biasa. Sesunguhnya Shalat itu adalah kewajiban yang telah di tentukan waktunya atas orang – orang yang beriman.


Qs AL Ankabut – 45

Bacalah apa yang telah di wahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab ( Al Quran ) dan dirikanlah Shalat sesunguhnya Shalat itu memcegah dari perbuatan - perbuatan keji dan mungkar. Dan sesunguhnya mengingat Allah ( Shalat ) adalah lebih besar keutamaanya dari ibadah – ibadah yang lain. Dan Allah mengetahui apa – apa yang kamu kerjakan.

Qs Al hijr – 99

Dan sembahlah Allah ( Shalat ), sampai datang padamu yang di yakini. ( maut )

Qs Ar Ruum – 31

Dengan kembali bertaubat pada NYA, dan bertakwalah kepada NYA serta dirikanlah Shalat dan janganlah kamu termasuk orang – orang yang mempersekutukan Allah..

Dan masih banyak lagi ayat – ayat dari rangkaian Al Quran yang memerintahkan Ibadah Shalat ini pada umat manusia yang mau beriman.

Seperti yang di ibaratkan Rasulullah Saw, dengan seseorang yang secara rutin penuh kedisiplinan membersihkan jasmaninya dari kotoran dengan cara mandi setap hati. Maka sudah bisa di pastikan jasmaninya itu akan bersih. Demikian pulalah halnya dengan Shalat ini yang kta kerjakan lima kali sehari semalam sebagai penghapus dosa dan kesalahan, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun di luar kesadaran kita sebagai manusia biasa.

Berdasarkan firman Allah Swt dan hadis Rasulullah Saw di atas cukuplah kiranya tentang penjelasan kedudukan Shalat yang merupakan ibadah utama dan pokok umat islam, yang membangun keimanan yang mantap dalam jiwa dan pribadi kita. Dalam rangka pengabdian kita pada Allah Swt dengan melaksanakan Shalat, ini menunjukan suatu kesadaran akan perintah Allah Swt yang maha suci dan maha kuasa itu. Karena tidak ada suatu perintah ( suruhan ) yang lebih tinggi dan agung nilainya, selain perintah dari Allah Swt pada hambanya yang beriman menurut kehendak NYA.

Al Quran serat Al Ashr 1 – 3.“Sesunguhnya manusia itu benar – benar dalam keadaan merugi, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ayat Al Quran diatas memerangkan bahwa manusia yang tidak mau memanfaatkan waktunya ( massanya ) dengan sebaik –baiknya termasuk golongan orang – orang yang merugi. Waktu terus berjalan seiring dengan pergantian massa, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulanpun datang merangkul tahun. Yang dulunya masih muda belia, manis dan cantik, gagah dan ganteng kini tersirat keriput – keriput ketuaan pada garis – garis wajahnya, seakan hari itu sudah semakin sore menunggu mentari tengelam di ufuk barat.

Suatu hal yang sudah pasti akan memeluk dan mendekap setiap makhluk yang bernyawa yaitu Maut yang kedatanganya tidak di sangka – sangka dan pada tempat yang tidak bisa dideteksi akal manusia. Petanyaanya Apakah diri kita secara pribadi sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut sang maut itu ?. Apakah diri kita remasuk kedalam golongan orang – orang yang beriman dan bertakwa atau malah sebaliknya ?. Dan apakah kita termasuk manusia yang selalu menyia – nyiakan massa ( waktu ). Hanya diri kitalah yang bisa menjawab itu semua, karena kita tahu bahwa insan yang beriman dan taat akan perintah Allah Swt dan Rasulnya akan mempunyai pegangan untuk akherat yang akan menjadikan lentera kehidupan sebagai penyejuk Qolbunya didalam menegakan yang ma’ruf dan mengikis habis segala berbuatan yang mungkar dan tercela. Ingatlah bahwa dunia ini ibarat lautan yang telah banyak menengelamkan umat manusia, jadikanlah rasa takut pada ALLAH SWT sebagai bahteramu iman, sebagai muatanmu dan tawakal sebagai tiang dari bahteramu agar keselamatan selalu berpihak padamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar